Asas-asas Pendidikan
Islam
A.Pengertian Asas-Asas
Pendidikan Islam
Menurut kamus besar
bahasa Indonesia, asas adalah dasar, suatu landasan unutk melakukan sesuatu
(Departemen Pendidikan Nasional 2003). Asas juga dapat disebut dengan fondasai
(Fundation). Arif rachman (2009) berpendapat, fondasi pendidikan adalah sesuatu
yang memberikan dasar atau landasan terhadap penyelenggraan sistem pendidikan
yang dilakukan masyarakat. Tentu saja pondasi pendidikan memuat nilai-nilai
positif yang diyakini kebenarannya oleh penyelenggara pendidikan agar upaya
penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan dapat berjalan sesuyai harapan.
B.Asas-asas pendidikan
Islam
1. Asas-asas ideal
Abdurrahman (1995)
menyampaikan empat keistimewaan dari konsep islam tentang islam yakni :
a. Pemikiran yang
menjadi dasar tatanan hidup muslim sangat jelas
b. Dogma islami itu
logis, rasional dan sesuai dengan fitrah intelektual, intinktif dan psikis.
c. Dogma ini disajikan
secara konklusif
d. Al-qur’an
menggunakan metode interogatif emosional yang menyentuh akal, perasaan, air
mata, kholbu dan imajinasi ketika berulang-ulang menyebutkan ayat-ayat Allah
tentang cosmos dan diri kita sendiri.
Pandangan islam
terhadap manusia, alam dan kehidupan.
a. Manusia
1. hakikat dan asal
penciptaan manusia
Asal-usul
kejadianmanusia menurut agama islam berbeda dengan pendapat asli filsafat
antropologi terutama pendapat ahli kenamaan seperti Darwin dan lain-lain.
(Zakiah Darajat : 1984)
Qs. An-Nisa ) : 1
“ Hai sekalian manusia,
bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu dan
darinya Allah menciptakan isterinya dan dari keduanya Allah mengembangkan
laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kamu kepada Allah yang dengan
namanya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah ) hubungan
silaturahm. Sesunggunya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. “
Apabila kita meneliti
ayat tersebut, jelas bagi kita bahwa mansuia yang beraneka ragam warna kulit
dan bahasa masih satu keturunan yakni adam dan hawa.
Menurut Abdurrahman (
1995 ) hakikat manusia berpangkal pada dua asal : asal yang jauh yaitu kejadian
dari tanah ketika Allah menyempurnakan kejadiannya dan meniupkannya roh
ciptaannya kepadanya. Dan asal yang dekat yaitu kejadian yang kedua dari
nuthfah.
Q.S. As Sajdah : 7 – 9
“ yang membuat segala
sesuatu yang dia ciptakan sebaik-naiknya dan yang memulai penciptaan manusia
dari tanah. Kenudian dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina
(air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh
( ciptaan )-Nya, dan dia menjadikan bagi kalian pendengaran, penglihatan dan
hati (tetapi ) kalian sdiki sekali bersyukur.”
Selain ayat tersebut,
masih banyak ayat yang menjelaskan tentang kejadian manusia.
QS. Al-Hijr : 28-29 QS. Az Aumar : 6
QS. Al-Thariq : 6-7 AS> al-Mu’min : 12 - 14
QS. Yasin : 77
2. Manusisa Makhluk yang dimuliakan
Allah memberi manusia
keistimewaan –keistimewaan dan ciri-ciri yang menyebbkan ia berhak mengatasi
makhluk-makhluk lain. (Hasan langgulung : 1987). QS> Al-Isra’ : 70
“dan sesungguhnya telak
Kmi muliakan ana-anak Adam. Kami angkat mereka di daratan dan dilautan, Kami
beri mereka rizki dan yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengna kelebihan
yang sempurna atas kebanyakan mekhluk yang telah Kami ciptakan,” juga terdapat
dalam QS. : al-Hajj : 65 dan QS az Zukhruf : 13
3. Manusia makhluk yang dapat membedakan
dan memilih
Manusia bebas memilih
untuk beriman atau kafir (Syarah bayan Tarbiyah)
Qs. Al Balad 10
“Dan Kami telah
menunjukkan kepadanya dua jalan”.
(1591: dua jalan ialah
kebajikan dan jalan kejahatan)
Terdapat pula pada QS.
Ad Dahr : 3 ;QS. At Taghabun : 2 ; QS. Al Kahfi : 29.
4. Kemuliaan dan kelebihan Manusia
QS. An Nahl : 78
“Dan Allah mengeluarkan
kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia
memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.
Pendapat Abul A’la
maududi dalam al Manhaful Islam al Jadid yang dikutip oleh Abdurahman (1998)
bahwa pendengaran bertugas memelihara ilmu pengetahuan yang telah ditemukan
oleh orang-orang lain. Penglihatan bertugas mengembangkan ilmu pengetahuan
dengan menambahkan hasil penelitian dari segala noda darinya.
Kemampuan lain adalah
lisan dan kemampuan bicara QS> al-Balad : 8-9 ; dan QS. Ar Rahman : 1-4
5. Tanggung jajwab dan Balasannya
Tanggung jawab manusia
adalah sebagai wakil Allah di bumi atau kholfah
QS. Al ahzab : 72-73.
Manusai harus
mempertanggungjawabkan seluruh perbuataannya hanya kepada Allah. Allah akan
mengadili seluruh perbuatan manusia di hari kiamat nanti, untuk masuk surga
atau neraka (khursid Ahmad: 1974)
6. Tugas paling luhur manusia adalah
beribadah kepada Allah. QS. Ad-dzariyat : 56.
b. Alam
1. Seluruh alam adalah makhluk Allah
Menurut Hasan
Langgulung (1987) yang dimaksud alam adalah segala sesuatu yang selain Allah
yang terdiri dari makhluk-makhlu materi dan bukan materi.
QS. Ad Dhukhan : 38-39
QS. Al Ahqaf : 3
QS. Az zumar ; 67
2. Tunduknya alam kepada sunnah Allah
dengan ketentuan-ketentuannya.
QS. Yasin : 37-40 QS al
Hijr : 19-21
QS. Al Isra’ : 12 QS. Al An’am :96
3. Keteraturan dan kekuasaan Allah dalam
menjalankan alam semesta.
Alam dengan segala
elemen-elemen undurnya adalah berubah dan selalu bergerak menurut aturan dan
tujuan yang telah digariskan oleh pencipta dan khaliqnya. (Hasan Langgulung)
QS. Al Hajj : 65 ;QS.
Fathir : 41 ; QS. Ar ru : 25 ;
QS.Al-an’am :61
4. kehidupan manusia tunduk kepada sunnah
kemasyarakatan
QS. A—Ra’ad : 10-11 QS. Ali Imron : 187
5. Seluruh alam tunduk kepada sunnah
kemasyarakatan
6. Nikmat dan karunia Allah bagi masnuia
QS. Ibrahim : 32-34 QS
an nbahl : 12-18
Dampak Edukatif :
Dalam bukunya
Abdurrahman (1995) menyampaikan dampak dari mempelajari alam dipandangan islam.
a. hubungan seorang muslim dengan al
Khaliq serta dengan tujuan hidup yang tertinggi yaitu beribadah kepada Allah.
b. Mendidik manusai agar
bersungguh-sungguh
c. Mendidik unutk teliti dan dapat
mempertimbangkan segala sesuatu dengan analogi
d. Mendidik dan memperhalus segala sesuatu
denga analogi
e. Mendidik dan memperhalus hati mnusi.
C.Kehidupan
7. Permulaan kehidupan dan kedududkannya
sebagai tempat cabaan dan ujian.
QS. :al-Hijr : 30-31
Qs. Al A’raf : 27
8. Gambaran al-Qur’an tentang kehidupan
alam
a. Dunia hanya kesenangan sementara QS. Al
baqarah : 86
b. Dunia penuh dengan ujian dan cobaan QS.
Ali imron :14
c. Orang muslim boleh menikmati dunia
sesuai batas QS. alQashash : 77
d. Dunia adalah alam yang berundang-undang
QS. Al-A’raf : 32
e. Masa dunia sangat singkat QS. Tha ha :
102-104
f. Dunia tempat untuk bersungguh-sungguh
QS. Al Hadid : 20
g. Dunia adalah tempat bermain-main dan
sendau gurau QS. Al-hadid : 20.
Dampak Edukatif :
Menurut Abdurrahman (1995)
a). Membiasakan sundjek
didik unutk melakukan hal-hal positif bagi kehidupan.
b). pendidikan
kesabaran melalui pemberiam tuigas dan sekolah atau diluar sekolah.
2.Asas-asas
Ta’abbudiyah
1.Makna Ibadah
Rahasia ibadah ini
terletak pada azas bahwa keseluruhannya diikat dengan satu makna yang
menyatukan segala dorongan manusia dan individu masyarakat Muslim. Rahasia itu
adalah penghambaan kepada Allah SWT, semata, sertahanya menerima ajaran dan
perintah Allah saja, baik dalam urusan dunia maupun urusan akhirat.
وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ
لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ
اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (63)
“Dan Yang mempersatukan
hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua
(kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati
mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
2.Dampak Edukatif
a. Ibadah mendidik diri untuk selalu
berkesadaran berfikir
b. Ibadah menanamkan hubungan dengan
jamaah muslim
c. Menanamkan kemuliaan dalam diri
d. Mendidik keutuhan selaku umat islam
yang berderah diri kepada Al-Khaliq
e. Mendidik keutamaan
f. Membekali manusia dengan kekuatan
rohaniah
g. Memperbaharui diri dengan taubat
D.Asas-asas Tasyri’i
Menurut al-Qur’an,
ayara’ adalah :
a.pemberlakuan ajaran
ialam
b. penjelas aqidah yang wajib diilhami
c. penjelas ibadah kepada Allahmenurut
asasnya
d. Sandaran perintah dan laranagn yang
ditetapkan, yang dikhususkan hanya kepada Allah semata.
Barangsiapa
memperkenankan dirinya untuk membuat syari’at, atau menaati yang tidak
disyari’atkan Allah, berarti dia telah menyekutukan Allah dengan tuhan yang
lain. Sehubungan dengan ini, Allah Ta’ala melikiskan orang yang membuet-buat
syari’at itu (musyarri) sebagai berikut :
اشْتَرَوْا بِآَيَاتِ اللَّهِ
ثَمَنًا قَلِيلًا فَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِهِ إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
(9)
“Mereka menukarkan
ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, lalu mereka menghalangi (manusia)
dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka kerjakan itu”.
1. Dampak Syari’at terhadap pendidikan
beerpikir
Syari’at islam
merupakan salah satu asas pendidikan islam yang agung. Menurut makna Qurani-nya
yang luas, syari’atadalah penjelas akidah, ibadah, pengatur kehidupan, serta
pembatas dan pengatur seluruh hubungan insiniah
a. Syri’at adalah asas berpikir yang
mencakup segala konsep berpikir tentang alam, kehidupan dan manusai.
b. Syari’at menetapkan kaidah dan tatanan
tingkah laku kerapian, keteraturan, amanat, akhlak yang luhur, kesistematisan,
kesadaran yang sehat, dan berpikir sebelum melakuakn segala segala yang dikehendakinya,
yakni membuat keputusan sebelum melakukan.
c. Syari’at mendidik Kaum Muslimin supaya
berpikir logis dengan jalan mengistimbath hukum-hukum.
d. Untuk memahami syai’at islam dibutuhkan
kemampuan baca – tulis, membaca al-Qur’an dan memikirkan hukum serta maknanya.
Inilah sebagian ciri
khas syari’at Islam dilihat dari aspek berpikir dan dampaknya yang terpenting
terhadap pendidikan akal Muslim. Dampak tersebut terlihat dalam kemampuan
untuk:
1). berpikiran luas,
karena dia memandang din dan kehidupannya secara utuh dan berkaitan dengan
konsepsinya yang menyeluruh tentang alam ini serta seluruh aspek duniawi dan
ukhrawi, sebagaimana diajarkan al-Quran kepadanya;
2) berpikiran sadar
tentang segala yang diperbuat, dikatakan, dikehendaki atau ditulisnya;
3) berpikir logis dan
mampu rnendeduksi, sebagaimana diajarkan al-Quran kepadanya;
4) senang kepada
belajar dan mencapai hakikat-hakikat ilmiah, yang menyebabkan terwujudnya suatu
masyarakat
yang memiliki
kebudayaan berpikir serta sistem-sistem pengajaran dan pendidikan yang tidak
dimiliki oleh masyarakat lainnya.
2. Dampak Syari’at
Terhadap Pendidikan Akhlaq
Syari’at Islam
mengandung nilai-nilai edukatif. Nilai-nilai terebut tampak dengan jelas dalam
metodanya yang menggunakan al-targhib wat- tarhib (menyenangkan dan
menakutkan), mengambil pelajaran dan sejarah, atau mengajak supaya bertaqwa dan
takut kepada Allah. Oleb karena itu, kadangkala al-Quran men-ta‘liikan
(memberikan alasan) hukum-hukum dengan la’allakum tattaqun (agar kalian
bertaqwa) dan kadangkala dengan pembersihan dan penyucian:
اشْتَرَوْا بِآَيَاتِ اللَّهِ
ثَمَنًا قَلِيلًا فَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِهِ إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
(9)
“Ambillah zakat dan
sebugian harta mereka. Dengan zakat itu karnu rnernbersihkan dan menyucikan
mereka . .
(Q.S. 9 at-Taubah :
103)
Di samping itu Syari’at
islam mengandung nilai-nilai splikasi (terapan). Nilai-nilai tersebut tampak
jelas pada perintah dan larangan, pengharaman, penghalalan, pembolehan,
peringatan, hudud, “uqubah, qishash, petunjuk tentang cara-cara bertransaksi
tertentu seperti bejuali beli, perkawiann dan seluruh perikatan yang diwujudkan
dalam prihidup dan kehidupan.
a. Syari’at merupakan pedoman noral bagi
individu
b. Syari’at merupakan pedoman sosial
c. Syari’at merupakan pedoman politik
Demikianlah kita
melihat, bahwa syari’at islam mendidik manusia dengan tiga metode :
a. Pedagosis-pedagosis yang lahir dalam
dirinya
b. Saling menasehati antar-individu
masyarakat supaya menepati kebenaran dan menetapi kesabaran.
c. Menggunakan jalur kekuasaan eksekitif
untuk mengamankan hukum bagi masyarakat muslim sehinga keamanan berjalan
stabil, dan masyarakat menikmati keadilan syari’at.
3. Lima kebutuhan Primer
Jumhurul fuqaha
berpendapat bahwa syari’at Islam mempunyai tugas utama untuk memenuhi lima
kebutuhan primer yang menjadi induk hukum far’i (cabang).Mereka menamakannya
dengan adh-Dharuriyyat al-Khams (lima kebutuhan mutlak),yaitu:memelihara
Agama,jiwa,harta,kehormatan dan akal.
Daftar Pustaka
Arif Rohman, 2009.
Memahami Pendidikan Dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta :
Laknsbang Mediatama
Departemen Pendidikan
Nasional. 2003. kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Hasan Langgulung. 1988.
Asas-asas Pendidikan Islam . jakarta : Pustaka Al-Husna
Abdurrahman an-nahlai.
1992. Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga di Sekolah dan
di Masyarakat. Bandung : CV. Diponegoro
Khirsid Ahmad, dkk.
1974. Prinsip-prinsip Poko Islam. Jakarta : Rajawali Pers
Zakiah Daradjat, dkk.1984.
Dasar-dasar Agama Islam. Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada Perguruan
Tinggi. Jakarta : Bulan bintang.