MASALAH –
MASALAH YANG DIALAMI
SELAMA
PELAKSANAAN PPK II
A. Penyusunan RPP
Perencanaan
pembelajaran atau biasa disebut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam
pembelajaran di kelas. Berdasarkan RPP inilah seorang guru (baik yang menyusun
RPP itu sendiri maupun yang bukan) diharapkan bisa menerapkan pembelajaran
secara terprogram. Karena itu, RPP harus mempunyai daya terap (aplicable) yang
tinggi. Tanpa perencanaan yang matang, mustahil target pembelajaran bisa
tercapai secara maksimal. Pada sisi lain, melalui RPP pun dapat diketahui kadar
kemampuan guru dalam menjalankan profesinya.
“RPP adalah rencana
yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai
satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan
dalam silabus. Rencana pelaksanaan pembelajaran memuat sekurang-kurangnya
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar,
dan penilaian hasil belajar (PP No. 19 Tahun 2005 tentang Stándar Nasional
Pendidikan Pasal 20). Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1
(satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) atau beberapa indikator
untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih. Untuk mata pelajaran Kelompok Program
Produktif, RPP dapat mencakup lebih dari satu kompetensi dasar”.
RPP dijabarkan
dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya
mencapai Kompetensi Dasar (KD). Kegiatan pembelajaran yang dirancang pada RPP
diharapkan dapat mewujudkan pembelajaran yang interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik (PP Nomor 19 Tahun 2005 , Pasal 19).
Tujuan Penyusunan RPP:
1.
Memberi
kesempatan kepada pendidik untuk merencanakan pembelajaran yang interaktif dan
dapat digunakan untuk mengeksplorasi semua potensi kecakapan majemuk (multiple
intellegencies) yang dimiliki setiap peserta didik.
2. Memberi kesempatan bagi pendidik untuk merancang
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik, kemampuan pendidik, dan
fasilitas yang dimiliki sekolah.
3. Mempermudah pelaksanaan proses pembelajaran.
4.
Mempermudah
pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran, sebagai input guna perbaikan pada
penyusunan RPP selanjutnya (improvement process).
Manfaat Penyusunan RPP:
1.
Meningkatkan
kemampuan guru dalam merancang pembelajaran sebagai bagian dari kompetensi
paedagogik yang harus dimiliki guru. Hal ini sangat bermanfaat dalam
pengembangan pembelajaran.
2. Proses pembelajaran yang dilakukan akan lebih
terarah karena tujuan pembelajaran, materi yang akan diajarkan, metode dan
penilaian yang akan digunakan telah direncanakan dengan berbagai pertimbangan.
3.
Meningkatkan
rasa percaya diri pendidik pada saat pembelajaran, karena seluruh proses sudah
direncanakan dengan baik.
1) Prinsip Pengembangan RPP
RPP disusun
berdasarkan rancangan yang terdapat pada silabus atau dengan kata lain RPP
merupakan uraian lebih lanjut dari silabus. Oleh karena itu prinsip
pengembangan silabus juga merupakan prinsip pengembangan RPP yaitu:
1.
Ilmiah.
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan dan
disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
2. Relevan. Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan
urutan penyajian materi dalam rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual
peserta didik.
3. Sistematis. Komponen-komponen RPP saling
berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
4. Konsisten. Adanya hubungan yang konsisten (taat
asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.
5. Memadai. Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang
pencapaian kompetensi dasar.
6. Aktual dan kontekstual. Cakupan indikator, materi
pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian
memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan
nyata, dan peristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel. Keseluruhan komponen RPP dapat
mengakomodasi variasi peserta didik serta dinamika perubahan yang terjadi di
sekolah dan tuntutan masyarakat.
8.
Menyeluruh.
Materi RPP mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, dan
psikomotor) yang akan dicapai untuk mendukung ketercapaian Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar.
2) Penyusunan RPP
RPP disusun melalui
langkah-langkah berikut :
1.
Mengkaji standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang tertuang pada silabus, dengan
memperhatikan; (1) keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang terdapat pada silabus dan (2) ruang lingkup SK yang akan disajikan dalam
kegiatan pembelajaran.
2. Menyusun SK, KD dan indikator sesuai dengan RPP
yang akan disusun. SK,KD dan indikator sebagai mana yang terdapat pada silabus.
3. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD,
dan Indikator yang telah ditentukan. Rumusan tujuan pembelajaran lebih rinci
dari KD dan Indikator, tetapi adakalanya rumusan tujuan pembelajaran sama
dengan indikator, karena indikator sudah sangat rinci sehingga tidak dapat
dijabarkan lagi.
4. Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi
pokok/pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian
dari materi pokok/pembelajaran yang terdapat pada silabus.
5. Menentukan metode pembelajaran sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari
kegiatan awal, inti, dan akhir. Kegiatan awal merupakan kegiatan pembelajaran
yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta
didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
6. Menentukan alat/bahan/sumber belajar yang
digunakan.
7. Menyusun perangkat penilaian meliputi lembar
pengamatan, contoh soal, teknik penskoran, dan lain-lain.
Berikut ini adalah
permasalahan- permasalahan yang dihadapi oleh calon guru (Praktikan) ketika mengajar
di MTs NU PAKIS Bunut Wetan Kecamatan Pakis Kabupaten
Malang :
1.
Penyusunan
RPP Pertama
Dalam penyusunan RPP yang pertama
ini pratikan merasa kesulitan untuk penyusunan
RPP, dimana RPP yang disusun ternyata harus sesuai dengan petunjuk dari
guru pamong sehingga setelah direfisi masih banyak yang kurang. Kekurangannya
antara lain:
a. Pratikan merasa kesulitan untuk menentukan
indikator yang harus di sinkronkan dengan tujuan pembelajaran. Menurut pratikan
indikator sama dengan tujuan pembelajaran, namun ternyata tidaklah demikian,
tujuan pembelajaran adalah penjabaran dari indikator.
b.
Kesulitan dalam menentukan
metode dan model pembelajaran yang sesuai
c.
Materi yang dijabarkan tidak
secara terperinci
2.
Penyusunan
RPP Kedua
a.
Masalah yang di hadapi masih
sama dengan penyusunan RPP yang pertama yaitu Kesulitan dalam menentukan metode
dan model pembelajaran yang sesuai.
b.
Waktu proses pembelajaran,
tidak sesuai dengan waktu yang direncanakan dalam RPP,
c.
Kesulitan dalam membedakan
penilaian: teknik, bentuk instrument, dan contoh instrument.
3.
Penyusunan
RPP Ketiga.
Untuk penyusunan RPP ke tiga dan
seterusnya tidak menemukan kesulitan dan
permasalahan, kerna peratikan selalu konsultasi dengan guru pamong.
B. Proses Penampilan
1.
Penampilan pertama
a.
Pada penampilan pertama, pratikan
mengalami masalah umum yang selalu dialami oleh
calon guru di setiap pengalaman pertama mengajar yaitu gugup atau nervous.
Sehingga terkadang pratikan lupa apa yang akan dikatakan di depan siswa. Dalam menyampaikan materi
pembelajaran, terkesan tidak teratur sehingga langkah-langkah pembelajaran yang
sudah direncanakan tidak sesuai dengan RPP.
b.
Kurangnya sarana dan prasana
olahraga yang membuat setiap materi yang diajarkan kurang bisa dipahami siswa.
c.
Menyesuaikan cara berbicara
dengan kebiasaan berbicara siswa di tempat PPK.
2.
Penampilan kedua
Mengalami
kesulitan dalam memberi motivasi dan apresiasi sehingga tidak dapat dijawab
oleh siswa, hal ini dapat terjadi karena pratikan tidak menyampaikan terlebih
dahulu materi yang akan dipelajari.
a.
Mengalami kesulitan dalam
mengatur siswa di kelas dalam kegiatan
bekelompok dan berdiskusi. Memang tidak dipikirian, jika dalam berdiskusi atau
berkelompok siswa tidak ada yang tenang atau diam. Terkadang siswa terlihat
serius berdiskusi namun ternyata membicarakan hal yang non-akademis atau
bergurau sendiri-sendiri. Pratikan kurang memperhatikan apakah ada siswa yang
sudah mendapatkan kelompok atau belum.
b.
Kelemahan yang dimiliki
pratikan adalah kurang bisamongkondisikan siswa yang membuat gaduh kelas.
3.
Penampilan ketiga, sampai dengan Penampilan mengajar yang terakhir
Praktikan tidak mendapatkan permasalahan-permasalahan yang berarti lagi.
C. Bimbingan Belajar/Ekstra Kurikuler
Di MTs NU Pakis Kabupaten Malang ini mempunyai berbagai macam
ekstrakurikuler seperti Pramuka,Palang merah
Remaja (PMR), Musik Islami,Perisai Diri, Drumband,bimbingan komputer dll. Mahasiswa PPK-II belum mendapat maksimal
untuk membimbing kegiatan ekstrakurikuler ini maupun bimbingan belajar. Hal ini
dikarenakan sudah diserahkan kepada pihak/ lembaga lain yang lebih
berpengalaman demi kemajuan MTs NU Pakis.
D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah / Tempat
Praktek
Kerjasama dengan orang tua siswa
tidak terlalu mengalami kendala yang berarti hal ini dibuktikan dengan
terjalinnya kerjasama yang baik antara PPK dengan wali murid. Oleh karena itu,
sejauh ini tidak ada orang tua siswa yang melakukan komplen atau bentuk
ketidaksenangan apapun terhadap PPK. Malahan ada beberapa orang anggota PPK di
MTs NU Pakis yang diminta orang tua siswa untuk memberikan bimbingan diluar
sekolah (les). Oleh karena itu, ini membuktikan adanya kerjasama yang baik
antara kedua belah pihak.
E. Proses Bimbingan
Dalam
proses bimbingan atau konsultasi dengan guru pamong maupun dosen pembimbing,
praktikan hanya sering berkonsultasi dan berbagi pendapat atau solusi dengan
guru pamong saja. Jika dengan dosen pembimbing praktikkan jarang berkomunikasi
di karenakan kami jarang bertemu, praktikan berkomunikasi dengan Guru pamong jika
mengalami masalah pribadi atau dengan kelompok saja.
BAB II
FAKTOR PENYEBAB
DARI MASALAH YANG DIALAMI
A. Penyusunan RPP
Pada penyusunanRPP
yang pertama, pratikan mengalami kesulitan dalam menentukan indikator dan
tujuan pembelajaran. Ini dikarenakan pratikan belum mengerti dan paham
bagaimana mensinkronkan dua komponen tersebut. Metode yang digunakan belum
sesuai. permasalahan yang dialami Praktikan pada penyusunan RPP yaitu
penggunaan media yang tidak sesuai dikarenakan tidak ada persiapan. Penerapan
materi tidak terperinci dikarenakan praktikan belum menguasai materi. Praktikan
tidak mencantumkan kriteria penilaian atau penskoran karena Praktikan
terburu-buru menyusun RPP sedangkan waktu pelaksanaannya sudah dekat.
Pada penyusunan
RPP yang kedua Faktor permasalahan yang dialami Praktiakan yaitu waktu
proses pembelajaran yang tidak sesuai dengan waktu yang direncanakan dalam RPP,
penyebabnya karena siswa yang terlalu banyak dan kebiasaan siswa yang suka
bermain di dalam kelas. Waktu proses pembelajaran,
tidak sesuai dengan waktu yang direncanakan dalam RPP, Kesulitan dalam
membedakan penilaian: teknik, bentuk instrument, dan contoh instrument.
Pada penyusunan
RPP yang ketiga penyebabnya adalah pratikan kurang memperdalam materi
yang akan dijelaskan sehingga dalam kegiatan berdiskusi banyak siswa yang
bertanya tentang materi. Dalam menjelaskan materi
peratikan terkadang lupa dengan media pembelajaran, sehingga media yang suda
disiapkan tidak dapat dijelaskan. Waktu yang diberikan untuk berdiskusi
kelompok tidak diberikan sehingga untuk mempresentasikan hasil diskusi
dilanjutkan ke pertemuan berikutnya
B. Proses Penampilan
Permasalahan yang muncul pada penampilan pertama
disebabkan karena ini adalah pengalaman pertama praktikan mengajar. Praktikan
gugup menghadapi siswa yang sebenarnya yang membuat praktikan lebih tertantang.
Berbeda ketika mengajar dengan sesama teman sendiri yang lebih santai dan
mengenal satu sama lain. Di lapangan, praktikan harus menyesuaikan dulu dengan
kondisi siswa-siswa yang akan di ajar. Mereka adalah orang–orang baru dimata
praktikan. Sehingga praktikan terkadang merasa malu dan canggung ketika mengajar
di depan kelas. Pengelolaan kelas VIII oleh Praktikan juga kurang maksimal.
Praktikan kurang bisa mengendalikan kelas yang dipegang karena praktikan
sendiri kurang tegas dalam memimpin kelas dan masih ragu untuk menegur karena
masih baru saling mengenal satu sama lain.
Pada penampilan mengajar kedua, praktikan kesulitan mengontrol siswa ketika
kegiatan berdiskusi. Ini dikarenakan praktikan belum mampu menguasai kelas
ketika diskusi berlangsung. Praktikan kurang mengggunakan metode / strategi pembelajaran
yang efektif yang dapat membuat siswa lebih terkontrol.
Ketika penampilan mengajar
ketiga, praktikan mulai ada peningkatan dalam pengelolaan kelas maupun cara
mengajarnya.
C. Bimbingan Belajar / Ekstrakurikuler
Dalam
pelaksanaan bimbingan belajar maupun kegiatan ekstrakurikuler, praktikan dan
mahasiswa PPK II yang lain
tidak mengalami kesulitan karena Praktikan diberi kesempatan dan kepercayaan
untuk mendampingi ekstrakurikuler yang ada di MTs NU Pakis ini.
Dan mahasiswa
praktikan sudah mempunyai pengalaman dalam Ekstrakurikuler yang ada diMTs NU
Pakis , dan praktikan menjaga sesuai jurusan masing-masing.
Penekanan dalam
ekstrakurikuler di MTs NU Pakis ini sangat bagus karena keaktifan dan semangat
siswa yang begitu tinggi, dan guru dalam memberi semangat atau motivasi bagi
siswa untuk mengikuti ekstrakurikuler di MTs NU Pakiskabupaten
Malang.
D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah / Tempat
Praktek
Ketika
bersosialisasi dengan warga sekolah, praktikan tidak mengalami kesulitan.
Pelaksanaan kegiatan seperti mengelola KOPSIS, pengelolaan perpustakaan juga
terlaksana dengan baik. Juga dengan jadwal piket mahasiswa praktikan berjalan
dengan baik dan praktikan membuat jadwal piket itu sendiri jadi jadwal piket
praktikan tidak berbenturan dengan jadwal mengajar dan praktikan juga saling
membantu guru untuk mengisi kelas yang kosong walaupun itu tidak pada waktu
jadwal piket kami.
E. Proses Bimbingan
Faktor utama penyebab dari kurangnya bimbingan dan arahan dari dosen pembimbing
adalah sedikitnya intensitas waktu yang dimiliki oleh dosen pembimbing yang
sulit ditemui. Sehingga praktikan kurang mendapatkan bimbingan dan arahan dari
dosen pembimbing yang seharusnya memberikan dukungan, arahan, dan motivasi pada
mahasiswanya. Oleh karena itu praktikan mengandalkan masukan dari guru pamong
dan teman-teman se-PPK II.
BAB III
UPAYA
PENANGGULANGAN MASALAH
A. Penyusunan RPP
Untuk
menanggulangi masalah dalam penyusunan RPP pertama adalah praktikan harus benar-benar memahami bagaimana menyusun
RPP yang baik dan benar. Praktikan harus berkonsultasi pada guru pembimbing
bagaimana menghubungkan 2 komponen pembelajaran tersebut (indikator dan tujuan
pembelajaran serta mencocokkan kembali dengan silabus yang ada sehingga tidak
menimbulkan kerancuan dalam penulisan RPP.
Dalam
menjabarkan materi pembelajaran, diharapkan praktikan tidak mengacu pada satu
sumber saja melainkan harus mencari sumber belajar sebanyak- banyaknya.
Penggunaan media juga menjadi masalah tersendiri bagi praktikan, mengingat
media pembelajaran sangat diperlukan di sekolah ini. Siswa di MTs NU Pakis ini
mempunyai karakter yang unik yang jarang di temui di sekolah lain. Praktikan
merasa di tantang untuk dapat mengembangkan media pembelajaran yang sesuai
dengan situasi dan kondisi siswa. Untuk itu praktikan sering melakukan sharing
dengan guru pembimbing maupun dengan teman PPK yang lain.
Penentuan produk yang harus
sesuai dengan SKKD, indikator, dan tujuan pembelajaran memang agak sulit, namun
praktikan berusaha untuk menyesuaikannya dengan meihat di silabus menyesuaikan
sendiri agar produk yang dihasilkan di akhir pembelajaran dapat tercapai.
B. Proses Penampilan
1. Penampilan Pertama
Masalah yang dihadapi oleh
Praktikan adalah :
·
Pada awal
mengajar masalah yang dihadapi yaitu gugup/nervous dan tegang, sehingga
penyampaian materi kurang teratur dan tidak sesuai dengan RPP.
·
Praktikan
kurang bisa mengelola kelas dengan baik.
Solusi :
·
Praktikan harus
lebih menyiapkan diri jika akan mengajar sehingga dalam proses pembelajaran
lebih tenang dan tidak tegang agar semua materi pembelajaran dapat tersampaikan
dengan baik.
·
Dalam
pengelolaan kelas, praktikan harus lebih memahami karakter siswa dan
menggunakan strategi pembelajran yang tepat dan sesuai.
2. Penampilan Kedua
Masalah yang dihadapi oleh
Praktikan adalah :
·
Kesulitan
mengendalikan siswa dalam kegiatan berkelompok dan berdiskusi
·
Praktikan
kurang tegas dalam menghadapi siswa yang berbuat gaduh.
Solusi :
·
Dalam
membimbing kelompok dan diskusi, seharusnya praktikan memberikan tanggung jawab
sendiri-sendiri pada setiap anggota kelompok dengan memberikan tugas individu,
sehingga mereka lebih fokus terhadap tugas kelompoknya.
·
Praktikan
seharusnya memberikan ketegasan pada siswa yang suka membuat gaduh dikelas
dengan menanamkan kedisiplinan di awal kegiatan pembelajaran, sehingga dalam
kegiatn pembelajaran lebih fokus dan kondusif.
C. Bimbingan Belajar atau Ekstrakurikuler
Untuk kegiatan
ekstrakurikuler praktikan merasa bahwa tidak ada kendala pada setiap kegiatan
ekskul karena semangat dan Kektifan siswa di MTs NU Pakisyang begitu tinggi dan
guru pembimbing yang bersemangat dan memberi motivasi kepada muridnya.
D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah / Tempat
Praktek
Untuk
menanggulangi kendala dalam lingkungan sekolah / tempat praktek khususnya di
Organisasi Intra Sekolah atau yang biasa di sebut dengan OSIS, seharusnya siswa
di beri pengertian arti OSIS, misi dan visi, dan tujuan OSIS tersebut, jadi
jika siswa OSIS mengadakan pertemuan itu harus tahu apa yang akan dilakukan,
jadi tidak seperti saat ini, di MTs NU Pakis siswa atau anggota OSIS
kurang mengerti atau kurang paham. Pertemuan yang diadakan selalu tidak
bermanfaat bagi OSIS. Oleh karena itu, jika setiap ada pertemuan OSIS ada
baiknya selalu didampingi oleh pembina OSIS.
E. Proses Bimbingan
Untuk menanggulangi kendala bimbingan, praktikan menyempatkan diri untuk
meminta saran dan masukan dari guru pembimbing disela-sela waktu yang luang.
Untuk konsultasi dengan dosen pembimbing, biasanya praktikan lakukan via
telepon dan bertemu di kampus. Oleh karena itu proses bimbingan dapat
berjalan dengan baik dan praktikan dapat membenahi kesalahan-kesalahan yang
dilakukan sebelumnya.
BAB IV
KESIMPULAN DAN
SARAN
A. Kesimpulan
1.
Rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam silabus.
2.
Penyusunan RPP
a)
Dalam menyusun
RPP, praktikan diharapkan menyesuaikan dengan silabus dan Standar Isi yang
berlaku agar tidak menimbulkan kerancuan dalam penyusunannya.
b)
Dalam
menjabarkan dan mengembangkan materi, praktikan dapat mencari dari sumber-sumber
yang sebanyak-banyaknya, agar dapat lebih matang dalam menjelaskan materi, dan
sumber tersebut tidak harus dari buku yang dapat dari sekolah, tapi dari luar
sekolah pun bisa, jadi tidak harus dari 1 buku saja.
c)
Penyesuaian
antara indikator dan tujuan pmbelajaran harus sesuai dengan produk yang akan
dihasilkan dalam akhir pembelajaran.
B. Proses Penampilan
a)
Persiapan diri
yang matang agar proses pembelajaran berjalan dengan baik
b)
Kurangnya
memotivasi siswa berkaitan dengan materi yang diajarkan.
c)
Penguasaan
strategi dan metode pembelajaran yang tepat membuat praktikan mudah mengelola
kelas dengan baik.
d)
Kurang jelas
dalam memberikan contoh atau ilustrasi sesuai dengan tuntutan aspek kompetensi.
e)
Kurang
mengeksplorasi media yang
sudah ada sesuai dengan kondisi siswa dan sekolah MTs
NU Pakis Malang.
3. Bimbingan Belajar atau Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler
itu sangat penting bagi siswa MTs NU Pakiskabupaten
Malang, karena dengan adanya
ekstrakurikuler siswa dapat percaya diri, mempunyai berbagai macam pengalaman.
Dan siswa MTs NU Pakis kabupaten Malang ini
adalah siswa yang sangat berbakat dan cerdas karena mampu menang dalam berbagai
macam perlombaan.
4. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah / Tempat
Praktek
Guru dan
mahasiswa praktikan IKIP Budi Utomo Malang dapat saling bekerja sama dan mengelola MTs NU Pakiskabupaten Malang.
5. Proses Bimbingan
Praktikan meminta saran, arahan,
dan masukan dari guru pembimbig maupun dosen pembimbing dengan memanfaatkan
waktu luang.
C. Saran
1.
Diharapkan guru
dapat meningkatkan komunikasinya dengan siswa-SiswiMTs NU Pakis kabupaten Malang, agar siswa MTs NU Pakis Malang dapat
termotivasi untuk belajarnya dan kegiatan – kegiatan yang ada di MTs NU Pakis kabupaten Malang.
2.
Diharapkan
dosen pamong lebih meningkatkan intensitas waktu luang untuk
berkomunikasi dan membimbing praktikan
3.
Dalam kegiatan
belajar mengajar peranan media sangat penting dan bermanfaat bagi siswa. Oleh
karena itu, diharapkan praktikan dapat memanfaatkan media pebelajaran dengan
baik, dan sekolah memberikan fasilitas untuk media pembelajaran.
4.
Dalam
menyampaikan materi harus lebih matang dan jelas sehingga siswa lebih paham dan
mudah menyerap pelajaran.