Friday, December 28, 2012

Pendidikan Dalam Persepektif Islam (Al Qur’an)


Pendidikan Dalam Persepektif Islam (Al Qur’an)
Islam termasuk agama yang begituserius memperhatikan persoalan pendidikan,karena pendidikan merupakan faktor penting dalam menentukan perjalanan panjang sejarahanak manusia.Tanpa pendidikan tentu sebagai manusia kita tidak bisa menjalankan fungsi kekhalifahan yang telah diamanatkan. Rasanya sangat berlawanan dengan logika sehat jika Tuhan menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi dengan tujuan bagaimana nantinya manusia bisa mengelola sumberdaya yang ada, menciptakan keadilan, kedamaian serta kesejahteraan, tapi di sisi lain Tuhan sendiri melalui ajaran agamanya tidak mendorong manusia untuk belajar bagaimana mewujudkan misi itu. Oleh karena itu, dalam tulisan ini penulis akan mencoba melihat seperti apa Tuhan memberikan sinyal tentang urgennya sebuah pendidikan bagi manusia,kemudian apakah sinyal pendidikan yang diberikan itu memang terdapat dikotomi-dikotomi pengetahuan sebagaimana umumnya orang pahami.
Sejak pertama Islam diproklamirkan di penjuru Arabia (610 M), manusia telah diperintahkan untuk membaca (Iqra’). Kalau dilihat kenyataan masyarakat ketika itu, sewaktu ayat ini pertama kali diturunkan sedikit terasa aneh, karena pola dan gaya serta pemahaman hidupnya masih terlihat primitif. Tapi itulah perhitungan Tuhan yang menghadirkan sebuah perintah (ajaran) bukan hanya untuk dimensi sewaktu itu saja tapi dimensi yang menembus ruang dan waktu. Disini mengandung makna bahwa Islam merupakan ajaran dahulu dan masa depan yang sekaligus menginginkan pemeluknya untuk bersikap lebih berorientasi kemasa depan. Dari semangat ini begitu jelas terlihat dalam ayat pertama turunya itu Iqra’ (Bacalah), dengan membaca berarti pemeluknya telah membuka jendela dunia.

Membaca (belajar) yang dimaksud disini bukanlah membaca yang tidak memiliki tujuan, atau tujuannya hanya sebatas mengejar kesejahteraan dunia semata. Tapi juga pada dimensi ukhrawi yaitu alam yang tinggi yang lebih pasti dan menjanjikan keabadian. Oleh sebab itu dari perintah membaca (belajar)yang diserukan AlQur'an adalah beRtujuan untuk meraih kebaikan yang bersifat lebih lengkap yaitu di ruang dunia dan akhirat. (Qs. al-Qashashayat 77).

Bicara konsep pendidika Islam, dalam AlQur'an surat Al Alaq ayat 1-5 sesungguhnya telah menjadi titik sentral dalam melandasi semangat itu. Menurut Quraisy Shihab, ayat 1 surat Al-Alaq memerintahkan Nabi Muhammad dan umatnya untuk membaca. Kata ”Iqra” meniscayakan umat untuk membaca (belajar), yaitu termasuk kegiatan mengumpulkan data, meneliti, menganalisa dan sebagainya. Oleh karena itu membaca yang diperintahkan Tuhan bukan hanya sekedar membaca teks-teks tertulis sepertihalnya membaca Al-Qur’an di saat Ramadhan, tetapi membaca dengan cara yang lebih subtansi yaitu semua jagat raya yang disebut dengan alam. Kata “alam” seakar kata dengan “alamat”, alamat berarti tanda, jadi esensi alam ini adalah tanda-tanda (ayat-ayat) Tuhan yang Maha Agung yang harus dibaca dan dikembangkan.

Dari penggalan ayat pertama telah secara jelas memerintahkan agar manusia belajar, disini dapat dipahami bahwa ilmu yang diperintahkan Tuhan untuk dipelajari adalah jagat raya, tidak terbatas pada ilmu fiqh, tasawuf,nahwu dan syaraf semata tapi semua alam, mempelajari alam sesungguhnya adalah juga mempelajari ilmu agama (ayat Allah). Quraisy Shihab dalam buku Membumikan AlQur'an menjelaskan bahwa kata perintah “Iqra” diayat pertama itu tidak memiliki objek (maf’ulbih). Padahal kata itu meniscayakan adanya objek(maf’ul)karena kata kerja yang menghendaki adanya obyek(mutaaddi), menurutnya, hal itu menunjukkan obyek yang bersifat umum.Artinya, pelajarilah apapun yang bisa kamu pelajari.Tidak hanya teks tertulis, tapi juga yang tak tertulis.

Lanjutan ayat 1 surat al-Alaq itu bicara tentang tujuan pendidikan Islam. “Dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan (bismirabbikaallazikhalaq). Ayat ini kalau dianalisa lebih dalam menuntun kita menjadikan aktivitas belajar sebagai sarana mengenal Tuhan. Oleh karena itu pendidikan Islam memiliki tujuan yang mulia yaitu mengenal, mendekat, dan mengabdi kepada-Nya.Bukan seperti konsep pendidikan yang sekular sebagaimana yang digemborkan negara Barat, pendidikan yang hanya berorientasi meraih keuntungan dunia semata tapi di sisi lain tidak menghiraukan nilai-nilai Ketuhanan dan kemanusiaan.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa pendidikan Islam dimulai dengan mentranspormasikan nilai-nilai tauhid kepada umatnya, dalam sistematikanya yaitu Mengenal Allah (ilmutauhid) meniscayakan mengetahui cara untuk mengabdi kepada-Nya (fikih) dan juga meniscayakan mengetahui bagaimana menjaga keimanan dan amal itu (akhlak).Setelahitu agama mempersilahkan apapun yang mau dipelajari asalkan itu bermanfaat Untuk kemanusiaan yang sekaligus menjalankan konsekuensinya sebagai khalifah di muka bumi.

Memahami kebutuhan zaman dimana kita berada, dengan memfokuskan diri hanya sebatas pada ilmU fiqih, tasawuf, dan sejenisnya tentu belum selengkap sebagaimana yang diharapkan Tuhan. Karena fungsi khalifah yang diamanatkan itu bukan hanya sebatas mengabdi dalam bentuk ibadah ritual semata, tapi bagaimana tiap kita bisa melakukan segala aktivitas yang ada atas namaTuhan (zikrullah), termasukmengembangkan alam raya dan isinya. dan yang tak kalah penting adalah bagaimana manusia bisa mengolah ciptaan Tuhan yang masih mentah ini menjadi bahaN jadi agar bernilai guna buat kelangsungan hidup anak manusia di muka bumi. Semua ini akan terwujud secara hakiki ketika kita memahami Tuhan dan alam adalah satu-kesatuan yang tak terpisahkan, sehingga selaku manusia kita tidak hanya berorientasi terhadap dunia semata tapi jugaa khirat yang pasti kekal dan abadi.